By Christina Yenny
*Dedicated to: My beloved MOM…
Untuk memperingati HARI IBU – 22 Desember 2009
Selamat Hari Ibu…!
————————————————
Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan elektronik.
Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yang cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe-cewe yang kenal dia… Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gaji-nya pun lumayan.
Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor. Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe-cewe yang masih jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.
Dirumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul-betul seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting. Wanita tua ini tidak lain adalah ibu kandung A Be.
Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan rutin layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci..) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya, A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya. Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan…” jawab A be.
Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja Ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya. Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya dikerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali..).
Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper…) dan uring-uringan dirumah. Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari Ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun.
Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya. Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung…..
Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang Ibu-pun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya, ”Yang sudah-sudahlah nak, Ibu sudah maafkan… Jangan di ungkit lagi…”.
Setelah ibunya sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.
Teman-teman yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud dihadapannya. Selagi masih ada waktu. Jangan sia-sia kan budi jasa ibu selama ini yang merawat dan membesarkan kita tanpa pamrih. kasih seorang ibu sungguh mulia…
** Terima kasih tak terhingga kepada seorang sahabat tersayang, yang telah begitu ikhlas mengijinkanku untuk membagikan tulisan ini kepada sahabat-sahabatku yang lain …
(Sumber: YauHui.net)
Christina Yenny. Tinggal di Jakarta. Karyawan perusahaan asuransi.
kasih ibu…. selalu kangen dueeehh..
Benar Lin…. Selagi masih ada kesempatan membahagiakan ibu kita…. Kita melakukan yang terbaik dalam hidup….
“… Mom… Luv u always…. *_^… She is my bestfriend.. n always support me…”
Yupp… Yanti… Ibu selalu ada mendukung kita…. Bahkan kala kita sedang tidak menyangkanya….
begitulah kehidupan, sebagai contoh legendaris Indonesia ada “Malinkundang” yang telah durhaka kepada ibunya juga telah dikatakan dalam salah satu agama yang mengatakan bahwa Surga ada dibawah telapak kaki ibu juga dikatakan bahwa tiang agama dan negara adalah ibu, tak dapat dipungkiri apabila kita survey siapakah orangtua yang paling kamu cintai dan paling menyayangi kamu, saya yakin jawabannya adalah ibu.
Kasih anak sepanjang gala, kasih ibu sepanjang masa.
Selamat hari Ibu.
Kasih Ibu selalu membawa inspirasi bagi kita….. Kita hadir karena dukungan cinta kasih beliau….
Salam kawan…
indah… kasih ibu…..
Kasih ibu tiada bertepi…… Iya Nez dalam rangka hari ibu…..
aq sangat sangat sangat sayank ‘n bangga pada mommy q yg uda lama jd single parent…..
aq ingin jd seperti mommy q….
i love u full, mom……. <3<3<3
Kasih Ibu… tak terkira… !
i love you mom….
ibu segalanya bagiku…
Setuju Mei…. Ibu selalu memberi inspirasi bagi kita…. 🙂