Dian Sastrowardoyo yang telah membangun komitmen serta dinikahi tunangannya Indraguna Sutowo pada Selasa, 18 Mei 2010 kemarin rupanya mengundang banyak perhatian dari berbagai kalangan.
Baik penggemarnya maupun pengagumnya masih sangat penasaran dengan sosoknya yang semarak ini… Dian – lulusan jurusan filsafat FIB UI dan cucu tokoh pergerakan nasional Prof Mr Sunario Sastrowardoyo – lahir di Jakarta tanggal 16 Maret 1982 dari pasangan Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo dan Dewi Parwati Setyorini. Dikenal sebagai aktris berbakat yang penuh dengan totalitas. Hobinya adalah membaca, nonton dan segala sesuatu yang berkaitan dengan seni.
Memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1996, sebagai juara di ajang GADIS Sampul yang diadakan majalah GADIS. Ia disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional bersama rekannya di film “Ada Apa Dengan Cinta“, Nicholas Saputra. Dan masih banyak lagi kiprah Dian di berbagai ajang seni dan film, termasuk saat menjadi pembawa acara kuis Super Miliarder 3 Miliar yang ditayangkan di ANTV dan film serial TV yang berjudul “Dunia Tanpa Koma” di RCTI.
Cintanya kepada dunia film Indonesia dibuktikan Dian dengan kontribusinya di film terbarunya, “Drupadi“. Selain berakting di depan layar, Dian juga bertindak sebagai produser di film ini, tetapi rupanya banyak yang tidak tahu bahwa Dian juga mempunyai perhatian terhadap dunia kanak-kanak…
Berikut catatan Dian yang pernah juga ditulisnya di bLognya yang berisi pandangannya tentang hal tersebut…
“The future is the children”
Ini juga sebenernya terintegrasi dari waktu malam itu aku nggak bisa tidur dan geregetan setengah mati. Aku sok sok-an menulis dengan dua bahasa gitu.., hueheheheh dan beginilah akhirnya, jadinya: jauh banget satu sama lain. Udah seakan-akan bakal pidato dimanaaaaa gituh… heduhhhhh… maklum ya, daya imajinasi saya cukup kuat… 😛
I believe in a better future. And the future is the children. I want to inspire children to dare to think, to learn, and most of all to never lose hope.
Children now are not educated, depressed, and confused. They learn to play video games and access the internet. They don’t realize that they are Indonesian next hope to liberation, and they are the greatest investment that will ever be.
They have the right to be happy, loved, and nurtured. Most of all they have the right to play. They will grow fully to be an independent human being only when they have all this.
Ya… Walaupun catatannya ini gado-gado menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris, tetapi cukup menggambarkan pandangannya tentang dunia kanak-kanak, sebagai pelengkap sisi lain dari Dian Sastrowardoyo… Aiiyyhh…
Selamat deh Dian… Live happily ever after..!!
(Sumber wikipedia.org, Foto google.com)
Selamat mbak Dian…..!
cantik….. 😛
Mbak Dian….cakeeepp….